7 Ciri Desain Interior Bergaya Tradisional untuk Rumah
Desain interior tradisional terdengar membosankan, dapat diprediksi, dan kaku. Namun, jika diidentifikasi, desain ini memiliki aspek menarik dengan pilihan barang-barang antik yang bisa disatukan. Desain tradisional memberikan kesempatan untuk bereksperimen dengan pola dan ornamen.
Desain interior tradisional mengakar kuat pada estetika masa lalu. Gaya ini menggabungkan elemen-elemen yang mencerminkan keindahan sejarah dan warisan budaya. Untuk memahami ciri-ciri desain interior tradisional lainnya, simak artikel di bawah ini!
Apa itu Desain Interior Tradisional?
Sesuai dengan namanya, desain interior tradisional berarti mengambil inspirasi dari tradisi. Desain interior tradisional mengadaptasi gaya dekorasi yang sebagian besar didasarkan pada gaya Eropa abad ke-18 dan ke-19. Skema desain interior tradisional bersifat hangat, lembut, inviting, dan tidak mewah.
Meskipun kental dengan sejarah, desain interior tradisional tidak kuno, tidak kaku, atau membosankan. Sebaliknya, gaya ini mengambil inspirasi dari masa lalu dan menafsirkannya dengan cara yang modern. Namun, perlu dicatat bahwa budaya lain memiliki versi tradisionalnya sendiri, dan mungkin tidak terlihat sama dengan versi Barat ini.
Kenapa Memilih Desain Interior Tradisional
Memilih desain interior tradisional menjadi cara untuk menghormati nilai tradisi dan sejarah. Di dalamnya, terdapat elemen-elemen historis dan budaya, yang dapat memberikan karakter serta kedalaman pada sebuah ruang. Inilah yang membuat gaya desain ini memiliki karakter yang kuat.
Desain interior tradisional memiliki nuansa yang kaya, hangat, dan welcoming. Ada banyak ruang untuk bereksperimen dalam menciptakan desain interior tradisional yang unik dan terukur dengan baik. Desain interior tradisional juga memberikan kesan elegan dan nyaman pada saat yang bersamaan.
Terlebih lagi, gaya desain ini menarik untuk semua usia dan kepribadian karena menampilkan hal-hal yang sudah familiar. Tampilan ini tidak akan pernah terasa usang atau ketinggalan zaman, atau memiliki karakter yang timeless.
Ciri-Ciri Desain Interior Tradisional
Sumber: Pexels
Desain interior tradisional tentu memiliki identitasnya sendiri agar dapat disebut sebagai gaya tradisional. Berikut ciri-ciri desain interior tradisional yang perlu diketahui, untuk memudahkan identifikasi desain tradisional.
Penekanan pada Simetri dan Keteraturan
Desain interior tradisional Fokus pada simetri, yang menciptakan tampilan seimbang, teratur dan menenangkan. Perencanaan yang matang penting jika ingin mengadopsi gaya ini. Ruangan simetris bisa terlihat pada furniture, dekorasi, maupun arsitektur yang berpasangan.
Elemen-elemen ini disusun sedemikian rupa sehingga menciptakan keseimbangan visual. Misalnya, jika ada meja dengan dua lampu di kedua sisinya, lampu tersebut akan memiliki ukuran dan bentuk yang sama untuk menciptakan simetri.
Detail Dekoratif Wainscoting dan Crown Molding
Desain ini kental dengan penggunaan detail tradisional seperti wainscoting dan crown molding. Wainscoting adalah seni panel lis pada dekorasi dinding, sementara crown moulding merupakan salah satu bentuk lis/bingkai (cornice), yang dibuat dari moulding dekoratif.
Panel wainscot maupun crown moulding sangat kental dengan desain abad ke-18. Maka, keduanya menjadi familiar digunakan pada desain interior tradisional, sebagai elemen dekoratif. Wainscot biasanya dipasang di dinding bagian tengah hingga bawah, sedangkan crown moulding di langit-langit.
Furniture Klasik
Gaya tradisional juga dilengkapi dengan furniture klasik. Beberapa diantaranya seperti chandelier, rak buku, lukisan klasik, cermin dengan bingkai berukir, wingback chair, meja console dengan kaki model cabriole, dan lemari dengan detail ukiran. Ini semua memberikan nuansa tradisional yang kuat.
Skema Warna Netral
Dinding pada desain interior tradisional umumnya berwarna netral yang lembut. Palet warna seperti krem, coklat, gold, sering digunakan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan hangat. Namun, tidak jarang juga warna netral disatukan dengan warna kontras seperti biru, hijau, atau merah marun.
Pola Klasik Bermotif
Salah satu ciri desain interior tradisional yaitu mengadaptasi pola klasik bermotif. Motif kotak-kotak, damask, garis, atau bunga, biasanya diaplikasikan pada furniture maupun elemen dekoratif. Seperti wallpaper dinding, kain pelapis sofa dan bantal, tirai, kursi, serta karpet.
Sementara itu, bagian pelapis dan tekstil cenderung menggunakan bahan lebih halus. Misalnya katun tebal, beludru, bulu, wol, maupun sutra.
Siluet Tradisional
Terdapat ciri lainnya dalam desain interior tradisional, yaitu siluet dari furniture mengadopsi gaya tradisional. Banyak furniture tradisional menampilkan garis lengkung, baik pada sandaran kursi, lengan kursi, maupun pada bagian atas lemari dan rak.
Siluet ini dipertegas dengan material kayu solid berkualitas tinggi seperti mahoni, ek, ceri, dan walnut. Walaupun begitu, siluet tradisional ini seringkali diperbarui dengan elemen atau hasil akhir modern.
Lantai Kayu Gelap
Interior tradisional juga cenderung mengadaptasi lantai kayu. Lantai ini memiliki finishing yang lebih gelap. Warna gelap ini menciptakan kontras yang indah dengan dinding dan furniture yang biasanya memiliki warna lebih terang. Ini membantu menyoroti elemen dekoratif lainnya dalam ruang tersebut.
Beda Desain Interior Tradisional vs. Klasik
Desain interior tradisional seringkali disamakan dengan gaya klasik. Namun keduanya memiliki sebenarnya memiliki perbedaan. Desain interior tradisional maupun klasik, memiliki akar arsitektur yang sama, yaitu dari desain Eropa pada abad ke-18 dan ke-19.
Gaya tradisional lebih mengutamakan moderasi dan keanggunan. Kemewahan tetap ada, tetapi seimbang dan "tersembunyi" dalam detail serta pilihan bahan serta finishing yang halus. Hasilnya adalah penampilan keseluruhan yang harmonis dan seimbang (simetris) tanpa berlebihan.
Dari abad yang sama, desain interior klasik, lebih menekankan pada gaya arsitektur Romawi-Yunani. Hampir sama dengan gaya tradisional, desain interior klasik juga mengutamakan proporsi, simetris, dan keteraturan. Material kayu pun juga dominan pada interior klasik.
Namun, ada perbedaan sedikit pada furniture utama. Desain interior klasik seringkali menggunakan material marmer pada elemen dekorasi. Adanya elemen dekorasi patung serta pahatan hewan seperti kepala singa, seringkali ditemukan dengan material marmer, keramik, maupun kuningan.
Detail ukiran seperti wainscot dan moulding juga lebih menonjol pada desain interior klasik. Chandelier yang dipilih juga lebih besar daripada gaya tradisional. Fitur arsitektur internal seperti lorong berkubah, juga sering ditemukan pada ruangan berdesain klasik.
Walaupun hampir memiliki konsep, ide, dan gaya yang sama, bisa dikatakan bahwa desain interior klasik memiliki karakter yang lebih mewah dibandingkan dengan interior tradisional. Apabila klasik berarti menggarisbawahi kemewahan, sementara tradisional bersifat lebih ramah, hangat, dan fleksibel.
Konsultasikan Desain Interior untuk Rumah Anda Bersama Interbox
Secara keseluruhan, desain interior tradisional memiliki ciri seperti harmonisasi pada penataan perabot dan dekorasi. Elemen dekoratif dari abad tersebut dan pola-pola bermotif, menjadi ciri khas interior tradisional.
Sekarang, Anda dapat berkonsultasi langsung tentang preferensi desain interior yang Anda inginkan bersama Interbox. Anda juga bisa mendapatkan interior bergaya tradisional secara Custom!
Ciptakan interior impian Anda dan buat seluruh keluarga bahagia!